Unggahan seseorang yang diminta memberikan NIK KTP, Nomor Kartu Keluarga (KK), bahkan nama ibu kandungnya saat melamar pekerjaan pun viral di media sosial.
Dalam cuitan tersebut, ia melampirkan tangkapan layar formulir lamaran kerja dengan kolom nomor KTP, kartu keluarga, dan nama ibu kandung.
Terdapat juga kolom alamat rumah, kelurahan dan kelurahan.
Menanggapi hal tersebut, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya mempertegas kolom nomor KTP, kartu keluarga, dan nama ibu kandung.
Menurutnya, pihak yang membuka lowongan tidak boleh meminta 3 data tersebut, meski kandidatnya sudah diterima. Alfons mengungkapkan, nomor KTP dan KK bisa digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk pinjaman online (pinjol).
Sebab dengan memalsukan data kependudukan dengan formulir KTP palsu dan mengisi data asli, Anda dianggap sebagai individu peminjam Pinjol.
Pada saat yang sama, nama ibu kandung biasa digunakan oleh banyak lembaga keuangan untuk mengidentifikasi nasabah.
“Selama yang mengetahui informasi tersebut memiliki kemampuan untuk memalsukan data yang bersangkutan dan ketika ditanya (pegawai bank), bisa melalui tahap identifikasi pribadi dan pemalsuan,” jelasnya, seperti dikutip Kompas, Kamis. . com. (9 Juli 2023).
Kementerian desa akhirnya dibubarkan, hal ini harus diketahui oleh para pemimpin desa dan masyarakat, tidak main-main. Alfons juga menyarankan agar para pencari kerja memeriksa situs resmi perusahaan dan alamat email untuk menghindari kemungkinan penipuan.
Pastikan keaslian email perusahaan perekrut dan informasi kontak di situs resmi.
Selain itu, akan lebih baik lagi jika dilakukan pertemuan secara offline. (!)
