Usai Covid, Pemdes Menang Lanjutkan Agenda Ziarah Ke Makam mbok Rondo Pendiri Desa

banner 120x600

Setelah tiga tahun vakum dalam pelaksanaan agenda rutin ziarah ke makam tokoh pendiri desa, Pemerintah Desa Menang Kecamatan Jambon, Kabupaten Ponorogo Jatim beserta lembaga dan pihak terkait mulai melaksanakan kegiatan tersebut pada tahun ini. Hal tersebut diutarakan Sekertaris Desa Menang Muhsinul Auton, mewakili Imam Tamami Kepala Desanya saat ditemui awak CNN pada Senen (20/3) di ruang kerjanya.

“sebenarnya kegiatan ziarah itu, adalah acara rutin tahunan, namun tiga tahun kemarin kita tidak mengadakan Ziarah ke makam beliau atau cikal bakal Desa Menang, karena situasi Covid-19” . Kata Muhsinul Auton

Lebih lanjut Sekdes yang lebih akrab disapa Anton tersebut juga menyampaikan bahwa selain sebagai wujud rasa syukur dan menghormati jasa jasa para leluhur, kegiatan Ziarah yang telah dilaksanakan pada Tanggal, 18 Maret 2023 kemarin, merupakan salah satu bentuk edukasi dan penggalian jejak sejarah tentang asal muasal berdirinya Desa Menang.

“kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat, agar mereka memahami akar sejarah Desa, karena sejarah adalah modal bagi keberlangsungan generasi berikutnya, artinya sejarah bisa menjadi bahan muhasabah atau sebaliknya, bisa menjadi kebanggaan yang diwariskan sehingga tumbuh semangat atau moral untuk memelihara nilai/value yang ada”. Katanya.

Mengutip dari beberapa tulisan sejarah nerbagai sumber, diketahui bahwa sejarah Desa Menang, tak lepas dari peristiwa pelarian Pakubuwono II Pada 30 Juni 1742. Pakubuwono II terusir dari Kasunanan Kartasura selama Pemberontakan Tionghoa atau yang lebih dikenal sebagai Geger Pecinan.

Ia kemudian melarikan diri ke Ponorogo. Atas restu dari Kyai H. Muhammad Besari, Salah seorang tokoh penyebar Agama Islam di Ponorogo, Pakubuwono 11 kembali untuk merebut keraton dari tangan pemberontak. Sampai di Desa Cekok, Rombongan Pakubuwono 11 beristirahat di rumah Mbok Nyai Punuk.

Dikisahkan bahwa di tempat tersebut Pakubuwono 11 di suguhi dengan hidangan jenang katul, dan mbok rondo Nyai Punukpun menyarankan agar dalam memakan jenang katul tersebut, supaya dimulai dari pinggirnya, terus ke tengah. Sehingga sampai di tengah jenang tersebut telah dingin. Hal ini yang menginspirasi Pakubuwono II untuk menciptakan strategi perang menaklukkan musuh.

Sebagai rasa terima kasih atas jamuan yang diberikan, Pakubuwono II berjanji untuk tidak melupakan jasa Mbok Nyai Punuk yang telah memberikan hidangan kepadanya. Singkat cerita, janji itu terpenuhi dengan pemberian piagam dari Pukubuwono II berupa tanah perdikan di desa Cekok yang sekarang telah berganti nama dan dikenal dengan sebutan Desa Menang.

Loading

Penulis: RedaksiEditor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *