Tujuan Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI adalah untuk memberi peluang kepada murid-murid di daerah 3 T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal), guna percepatan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) para siswa yang berada di daerah tertinggal.
Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Kotaraja, Salman,ST.,M.Pd kepada awak media Minggu, (19/03/2023).
Sebagai bentuk implementasi dari program ADEM tersebut, lanjut Salman, saat ini ada empat orang siswa yang kini tengah belajar di SMKN 1 Kotaraja dan telah 2 tahun berjalan. Keempat orang siswa itu, berasal dari beberapa daerah seperti Tana Toraja, Makassar dan Alor. Saat ini orang para siswa tersebut tengah menetap menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Negeri Jiran Malaysia.
Adapun terkait dengan semua biaya hidup, sambungnya, siswa tersebut dibiayai oleh pemerintah dengan kisaran 2 juta rupiah perbulan untuk setiap siswa. Biaya itu sudah termasuk biaya SPP dan seragam sekolah. Sedangkan untuk lama pendidikan akan ditempuh selama 3 tahun.
Terkait dengan mekanisme penerimaan anggarannya adalah setelah menandatangani MoU bersama Kementerian dan disalurkan melalui rekening sekolah. Anggarannya sendiri dititipkan lewat rekening sekolah. Tapi sebelum itu ada tanda tangan MOU dengan kementerian baru kemudian ditransfer
“Saat ini SMKN 1 Kotaraja adalah satu satunya Sekolah SMK penerima program ADEM,” beber pengajar yang juga pesilat tersebut.
Dijelaskan Salman, di Provinsi NTB saat ini ada sebanyak enam sekolah yang mendapatkan program tersebut antara lain: SMKN 1 Lingsar, SMKN 1 Kuripan, SMK PP, SMKN 5 Mataram, SMKN 1 Lembar dan SMKN 1 Kotaraja.
Setelah masing masing siswa telah selesai menjalankan pendidikannya di SMK lanjut Salman, maka mereka berhak mengikuti Pendidikan lanjutan yang bernama Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADIK) dengan pola yang sama seperti sekarang ini.
Program tersebut sambungnya, sebenarnya sudah lama berjalan di SMKN 1 Lembar. Karena adanya kebijakan baru dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB. SMKN 1 Kotaraja selama ini telah dua tahun berjalan dengan kriteria sekolah penerima minimal memiliki asrama. Sedangkan, proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan SMK lain pada umumnya.
“Keunggulan dari program ADEM ini adalah untuk membuka link agar SMK yang dipimpinnya bisa bekerjasama dengan sekolah-sekolah atau perusahaan yang ada di Malaysia. Termasuk kunjungan ke sejumlah negara,” pungkasnya.