Abrasi Di Kabupaten Jembrana Semakin Parah, Ancam Keberadaan Pura Dangkahyangan Rambutsiwi

banner 120x600

Senderan pantai Pura Luhur Rambutsiwi yang terletak di Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Bali, merupakan salah satu pura terbesar di pulau Bali, Namun, kondisi pura yang jadi pusat penjaga wilayah Bali Barat ini justru belum mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Pasalnya kondisi di sisi selatan pura sudah tergerus dan amblas.

Dari pantauan insan media, abrasi yang semakin parah sudah mengenai bagian Pura lain di Pura Rambutsiwi. Salah satunya Pura Goa Tirtha yang terlihat sangat membahayakan jika terjadi air laut pasang.

Umat yang hendak sembahyang ke Pura Penataran, Pura Goa Dasar dan pura Goa Tirtha harus berhati-hati karena kondisi senderan tersebut ambruk sehingga mengakibatkan pasir yang berada di sepanjang sandaran pura tersebut juga amblas.

Dari total 9 pura sesuai dengan Purana yang berada di Pura Rambutsiwi terdapat tiga pura yang berada di pinggir pantai pura Rambutsiwi dan yang paling parah kondisinya adalah pura Goa Tirtha lan Segara.

Umat yang hendak sembahyang juga lebih berhati hati melintas di saat air laut pasang kerena jika tidak berhati hati pemedek bisa terkena air laut saat melintas.

“Senderan itu amblas karena terjangan ombak yang begitu keras, beruntung pondasi yang dibangun dulu kuat sehingga dampak dari terjangan ombak tidak semua ambruk,” kata Kelian Pangempon Pura Dangkahyangan Rambutsiwi, I Gusti Made Sedana, Senin (7/4/2023).

Menurut Sedana, posisi sandaran amblas tersebut tepat di depan Pura Goa Tirtha dan kondisi tersebut sudah terjadi sejak dua tahun lalu.

Dia mengatakan, sudah melaporkan masalah ini melalui pemkab Jembrana, tahun lalu sempat ada yang survey melihat kerusakan sandaran tersebut namun entah Kenapa hingga kini belum ada perbaikan apapun.

“Selain itu kami dari pihak pengempon sudah melakukan tindakan berupa perbaikan di beberapa titik untuk menghindari abrasi meluas, termasuk kamar mandi di sebelah barat pura goa Tirta yang nyaris ambruk tergerus air laut dengan biaya secara swadaya sebesar kurang lebih 11 juta. Kami berharap semoga pihak terkait cepat ada tindakan dan bisa segera dilakukan rehab senderan yang sudah mulai amblas dan mengancam keberadaan pura,” ucapnya.

Sementara itu, Jro Mangku Suardana sebagai Pemangku di Pura Tirtha lan Segara Dangkahyangan Rambutsiwi mengaku prihatin dengan kondisi ini.

Menurutnya, ia bukan prihatin kepada dirinya sendiri yang acap kali waswas akan terjangan ombak pantai selatan, tetapi prihatin kepada umat yang pedek tangkil karena Pura Dangkahyangan Rambutsiwi adalah salah satu pura umat terbesar di Bali.

“Jika tidak segera dilakukan perbaikan, kondisi ini akan semakin parah, dan ini tentunya akan menjadi kendala bagi umat kita yang melaksanakan persembahyangan di Pura Rambutsiwi”, ujarnya.

Selanjutnya, pihaknya juga berharap adanya kepedulian pemerintah dapatnya lebih dini merealisasi perbaikan rusaknya senderan pantai Pura Dangkahyangan Rambutsiwi.

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *