Seorang guru SMP swasta di Wonogiri yang dikenal dengan inisial MU (43 tahun) telah ditangkap karena melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap seorang siswi di sekolah mereka. Tindakan pelecehan ini terjadi mulai dari bulan Februari hingga Mei tahun 2023.
MU mengungkapkan, “Saya mulai (melakukan pelecehan terhadap korban) sejak akhir bulan Februari hingga Mei (2023),” saat berbicara dalam konferensi pers di Mapolres Wonogiri, sebagaimana dilaporkan oleh detikJateng pada hari Jumat.
Pelaku, yang merupakan guru mata pelajaran TIK, Seni Budaya, dan Prakarya, mengatakan bahwa korban telah meminta untuk diajak berbicara melalui aplikasi chat WhatsApp mulai pukul 20.00 hingga 21.30 WIB sejak bulan Desember 2022. Selama komunikasi tersebut, terdapat percakapan yang tidak senonoh.
Dia menjelaskan, “Korban mengungkapkan keinginannya untuk menjadi seorang dokter. Pada akhir bulan Februari, kami melakukan hubungan intim.”
“Dalam percakapan tersebut, terdapat keinginan untuk membuat sebuah novel dewasa. Kami berimajinasi dan merasa penasaran,” tambahnya, seorang ayah dari empat anak.
Menurutnya, kasus pelecehan seksual ini terungkap dari arsip chat yang berisi percakapan antara pelaku dan korban. Chat tersebut berisi rencana untuk membuat novel dewasa dan diketahui oleh ibu korban.
MU juga mengaku bahwa korban tidak hamil akibat tindakannya. Dia mengatakan bahwa dia telah melakukan pelecehan terhadap korban sebanyak empat kali. Di sekolah, MU adalah guru mata pelajaran TIK, Seni Budaya, dan Prakarya.
Sebelumnya, Kapolres Wonogiri, Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah, mengungkapkan bahwa pelaku adalah seorang guru tetap di sekolah swasta tersebut, sedangkan korban adalah salah satu muridnya. Pelecehan seksual ini dilakukan di dalam ruang laboratorium sekolah.
Indra menjelaskan bahwa pelaku terdorong oleh nafsu atau gegap gempita terhadap korban. Awalnya, pelaku hanya melihat korban sebagai salah satu muridnya seperti yang lainnya. Namun, seiring berjalannya waktu, korban sering mengadu dan pelaku memberikan perhatian khusus agar korban merasa dekat dengannya.
Dia juga menambahkan bahwa pelaku merayu korban dengan kata-kata romantis seperti “SAY” (singkatan dari sayang) dan memberikan hadiah, seperti cokelat, serta pesan-pesan sayang melalui WhatsApp.
Indra mengimbau masyarakat untuk selalu berbicara terbuka dan jujur terkait dengan masalah semacam ini. Dia mengungkapkan bahwa kasus pelecehan anak cukup sering terjadi di Wonogiri.
sumber : detik.com