Hotspot Meningkat Di Wilayah Timur Kalbar,Ini upaya Manggala Agni Daops Sintang Dan Stakeholder

Sintang.- Terjadi peningkatan titik panas/ Hotspot yang signifikan dalam beberapa hari terakhir, penyebabnya adalah sudah lebih dari sepekan tidak turun hujan dan mulai memasuki puncak musim kemarau. Selain itu, kegiatan masyarakat dilahan untuk kebutuhan pertanian juga mempengaruhi meningkatnya titik panas/ hotspot.

Diwilayah timur Kalbar, Manggala Agni Daops Sintang dan Stakeholder seperti TNI, POLRI, BPBD, Damkar, pihak Perusahaan dan pemerintah daerah terus beberapa upaya agar tidak terjadi bencana kabut asap.
Beberapa upaya yang dilakukan antara lain: groundcheck, yaitu penelusuran tidak hotspot yang terdeteksi guna memastikan apakah memang ada kejadian karhutla atau tidak. Deteksi dini, yaitu patroli didaerah atau desa – desa rawan karhutla guna antisipasi sedini mungkin kejadian – kejadian karhutla agak segera ditangani.
Pemadam, yaitu upaya yang dilakukan untuk mematikan api yang masih menyala dilokasi kejadian karhutla dan patroli Terpadu yang melibatkan beberapa instansi guna memberikan penyadartahuan kepada masyarakat akan dampak dan bahaya dari karhutla.

Kepala Daops Manggala Agni Sintang bapak Kadarwanto, S. Hut mengatakan beberapa hari ini tren titik panas/ hotspot Meningkat drastis diwilayah timur Kalbar yang merupakan wilayah kerja Manggala Agni Daops Sintang.
Berbagai upaya seperti groundcheck, deteksi dini, pemadaman, patroli rutin dan terpadu serta pendampingan pembukaan lahan berbasis kearifan lokal yang sesuai peraturan Gubernur Kalimantan Barat telah dilaksanakan dan sedang berjalan guna mengantisipasi agar bencana kabut asap tidak terjadi di Kalbar, imbuhnya.

“Guna mengantisipasi agar tidak terjadi kabut asap di Kalbar yang diakibatkan meningkatkan titik panas/ Hotspot, berbagai upaya telah dilakukan yaitu, groundcheck hotspot, deteksi dini, pemadaman, pendampingan dan patroli Terpadu yang melibatkan beberapa instansi”.

Dihimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, bulan Agustus hinggga September merupakan puncak dari musim kemarau, untuk itu diharapkan agar lebih berhati-hati dalam menggunakan api dilahan pertanian. Kemudahan terbakarnya hutan dan lahan saat ini sangat rentan karena kadar air dibahan bakar sudah sangat rendah.

Penulis: Totom/RamliEditor: Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *