Jembrana – Kegiatan penghijauan kembali dilakukan di kawasan AUM (Alas Utama Medewi), Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, pada Selasa (7/10/2025). Aksi penanaman pohon ini digagas oleh Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Unda Anyar dan diikuti sekitar 50 peserta yang terdiri dari unsur Kelompok Perhutanan Sosial, Kelompok Subak, Pendamping Perhutanan Sosial, serta perwakilan dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Bali Barat dan KPH Bali Selatan. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam memperkuat program rehabilitasi hutan dan lahan (RHL), serta mendorong masyarakat sekitar hutan untuk berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi melalui konsep perhutanan sosial.
Dalam arahannya, Kepala KPH Bali Barat, Agus Sugiyanto, S.Hut., M.Hut., menegaskan pentingnya para penerima 35 Surat Keputusan (SK) Perhutanan Sosial untuk mengelola kawasan hutan sesuai dengan rencana pengelolaan yang telah disusun secara partisipatif. Kegiatan ini, menurutnya, merupakan inisiasi KPH Bali Barat dalam rangka mendorong pengelolaan hutan sosial berbasis konservasi dan kesejahteraan. Ia menyampaikan bahwa pelaksanaan pengelolaan hutan hendaknya tetap mengacu pada dokumen perencanaan yang telah disusun bersama masyarakat, sehingga pelaksanaannya terarah dan berkelanjutan. “Kami mendorong seluruh kelompok perhutanan sosial agar melaksanakan pengelolaan hutan sesuai dokumen rencana yang telah disusun. Konsep Agroforestry Tanam Tuwuh, yakni menanam sekali, memanfaatkan seumur hidup, menjadi pendekatan konservatif di kawasan hutan lindung agar tetap lestari sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat,” ujar Agus Sugiyanto.
Agus juga menekankan agar para peserta memanfaatkan kegiatan bimbingan teknis ini sebagai sarana menimba ilmu dan meningkatkan keterampilan dalam mengelola hutan secara berkelanjutan. Ia berharap, kegiatan ini tidak hanya menjadi rutinitas, melainkan momentum bagi kelompok masyarakat untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan hutan, khususnya dalam hal peningkatan kualitas tanaman rehabilitasi hutan dan lahan bersama BPDAS Unda Anyar. “Momentum seperti ini jangan disia-siakan. Gunakan kesempatan ini untuk belajar, memperdalam pengetahuan pengelolaan hutan, dan meningkatkan kualitas tanaman rehabilitasi hutan dan lahan bersama BPDAS Unda Anyar,” imbuhnya. Lebih lanjut, Agus menjelaskan bahwa untuk mendukung keberhasilan program perhutanan sosial, diperlukan bibit unggul yang berasal dari benih bersertifikat dan dirawat dengan baik. “Bibit unggul bisa didapat dari benih bersertifikat. Tapi jika biayanya tinggi, masyarakat juga bisa memanfaatkan tanaman lokal di areal perhutanan sosial. Saat tanaman berumur satu hingga dua tahun, dapat dilakukan sambung pucuk atau sambung sisip agar kualitasnya tetap optimal,” jelasnya.
Ditambahkannya, di tahun ini upaya pemberdayaan masyarakat dalam rangka RHL, BPDAS Unda Anyar telah mewujudkan 3 unit Kebun Bibit Rakyat, di antaranya di Desa Melaya, Desa Penyaringan, dan Desa Batuagung. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPDAS yang terus mendukung upaya pemulihan hutan dan lahan di KPH Bali Barat Kabupaten Jembrana,” ucap Agus.
Sementara itu, Kepala BPDAS Unda Anyar, Tri Adi Wibisono, membenarkan telah membentuk kolaborasi pemerintah dengan kelompok masyarakat tani hutan dalam mendukung penyediaan bibit tanaman kehutanan dan MPTS (Multi Purpose Tree Species) untuk kegiatan penghijauan dan pemulihan ekosistem di wilayah Bali bagian barat.
“Melalui kegiatan KBR ini, kami mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam penyediaan bibit yang berkualitas, sekaligus memberikan nilai ekonomi melalui penanaman jenis-jenis tanaman produktif,” ujar perwakilan BPDAS Unda Anyar.
Berikut rincian ketiga unit Kebun Bibit Rakyat (KBR) yang telah disusun melalui Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK) Tahun 2025:
Pertama, KBR Desa Melaya, Nama Kelompok: Kelompok Tani Buana Sari, Lokasi: Banjar Sumbersari, Desa Melaya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, Koordinat: S. 08° 15’ 31” E. 114° 28’ 51”, Target Bibit: 30.000 batang, Jenis Tanaman: Sengon: 20.000 batang, Nangka: 2.000 batang, dan Alpokat: 8.000 batang
Kedua, KBR Desa Penyaringan, Nama Kelompok: Kelompok Tani Bhuana Lestari, Lokasi: Banjar Pangkung Kwa, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, Koordinat: S. 08° 21’ 47,15” E. 114° 43’ 41,21”, Target Bibit: 30.000 batang, Jenis Tanaman: Sengon: 19.000 batang, Durian: 5.000 batang, Alpokat: 5.000 batang, dan Kemiri: 1.000 batang
Ketiga, KBR Desa Batuagung, Nama Kelompok: Kelompok Tani Hutan Merta Bhuana, Lokasi: Banjar Palunganbatu, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, Koordinat: S. 08° 19’ 8,62” E. 114° 38’ 51,57”, Target Bibit: 30.000 batang, Jenis Tanaman: Sengon: 18.000 batang, Durian: 5.000 batang,
Pala: 5.000 batang, dan Kemiri: 2.000 batang.
Dengan total 90.000 bibit yang akan dihasilkan dari tiga lokasi tersebut, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah nyata dalam mendukung penghijauan berkelanjutan serta memperkuat ekonomi masyarakat desa melalui kegiatan penanaman pohon produktif.
“Kami berharap masyarakat penerima manfaat dapat menjaga dan mengembangkan kebun bibit ini secara berkelanjutan. KBR bukan hanya sekadar program tahunan, tetapi investasi jangka panjang untuk kelestarian lingkungan dan kesejahteraan warga,” tambah pihak BPDAS Unda Anyar.
Melalui kegiatan penghijauan ini, diharapkan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan kelompok perhutanan sosial semakin kuat dalam menjaga kelestarian hutan Bali, khususnya di wilayah barat pulau. Program ini juga menjadi bentuk nyata penerapan konsep konservasi yang produktif, di mana hutan tidak hanya dijaga kelestariannya, tetapi juga menjadi sumber penghidupan berkelanjutan bagi masyarakat sekitar. (!)








