Alami Penurunan Signifikan : Rapat Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Di NTT Dibuka Langsung Gubernur NTT

Keterangan Foto : Alami Penurunan Signifikan : Rapat Evaluasi Terpadu Percepatan Penurunan Stunting Di NTT Dibuka Langsung Gubernur NTT

Di Aula Fernandez lantai 4 Kantor Gubernur pada Rabu (20/09/23), Penjabat Gubernur NTT Ayodhia Kalake mengadakan pertemuan evaluasi terpadu untuk mempercepat penurunan tingkat stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur NTT Ayodhia memaparkan situasi stunting di Nusa Tenggara Timur yang terus mengalami penurunan setiap tahunnya berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) dan juga berdasarkan metode e-PPGBM (elektronik- Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

“Menurut SSGI, dalam tiga tahun terakhir, tingkat stunting di Provinsi NTT turun secara signifikan, dari 43 persen pada tahun 2019 menjadi 37,8 persen pada tahun 2021, dan turun lagi menjadi 35,3 persen pada tahun 2022. Sementara itu, data riil dari metode e-PPGBM menunjukkan penurunan yang signifikan, dengan rata-rata peningkatan 10,2 % setiap tahun dalam jumlah balita yang ditimbang. Pada tahun 2018, tingkat stunting awalnya adalah 37,6 %, dan saat ini mencapai 98,6 % dari jumlah balita yang ditimbang,” jelas Ayodhia.

Lebih lanjut, Pj. Gubernur NTT Ayodhia mengungkapkan bahwa berdasarkan e-PPGBM, tingkat stunting di NTT pada tahun 2018 adalah 35,4 persen, turun menjadi 30,0 persen pada tahun 2019, dan terus berkurang hingga mencapai 17,7 persen pada tahun 2022. Pada tahun 2023, tingkat stunting di NTT diperkirakan hanya sekitar 15,2 persen, dengan jumlah anak stunting sebanyak 63.811 yang memerlukan perhatian segera.

Pj. Gubernur NTT Ayodhia juga mengajak semua Bupati/Walikota di NTT untuk mendukung peningkatan jumlah Kecamatan Rawan Pangan menjadi Kecamatan Tahan Pangan di wilayah mereka.

“Saya meminta kepada semua Bupati/Walikota se-NTT untuk mendorong peningkatan jumlah Kecamatan Rawan Pangan menjadi Kecamatan Tahan Pangan agar masalah ketersediaan pangan, termasuk jenis pangan, distribusi, frekuensi/durasi, dan target anak yang tepat, dapat dijaga dengan baik,” papar Ayodhia.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Ayodhia Kalake berharap bahwa evaluasi ini dapat memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan program-program percepatan penurunan tingkat stunting.

“Semoga evaluasi ini dapat memberikan kontribusi positif untuk perbaikan dan peningkatan program-program di daerah, termasuk mendukung kebijakan pemerintah pusat dalam mengatasi kendala-kendala dalam upaya mempercepat penurunan tingkat stunting,” tegasnya.

Dalam acara tersebut, Kepala Bappelitbangda Provinsi NTT Dr. Ir. Alfonsus Theodorus, ST, MT, juga menjelaskan bahwa pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur tetap berkomitmen untuk mempercepat penurunan tingkat stunting dengan target penurunan hingga 10 persen.

sumber : patrolicia.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *